Langsung ke konten utama

5 Elemen Investigasi dalam Film Spotlight

Laporan investigasi bukan hanya soal panjang atau pendek isinya. Bukan juga tentang sudah melakukan penelusuran, maka itu bisa dijadikan sebagai laporan investigasi. Laporan investigasi bukan hanya tentang itu.

Dandhy Dwi Laksono dalam bukunya yang berjudul Jurnalisme Investigasi (2010) menuliskan, jika terdapat lima elemen yang harus dipenuhi dalam laporan investigasi. Selain lima elemen tadi, laporan investigasi juga harus memuat esensi, yakni memberikan perlindungan lebih maksimal serta komprehensif terhadap kepentingan publik, di mana hal ini juga menjadi esensi dari suatu produk jurnalistik.


Kelima elemen laporan investigasi tadi bisa terlihat juga dalam film Spotlight. Tim Spotlight yang terdiri dari Michael Rezendes, “Robby” Robinson, Sacha Pfeiffer, dan Matt Carroll tak hanya melakukan penelusuran, seperti mewawancarai korban atau mengikuti setiap petunjuk yang ada. Sebab menuju penghujung cerita, karakter Marty Baron, mengatakan jika Tim Spotlight dan Ben Bradlee Jr. sudah meliput berita yang sangat bagus, di mana itu bisa memberikan dampak yang besar bagi pembaca The Boston Globe.


Kalimat karakter Baron tersebut mengingatkan saya mengenai lima elemen yang juga terdapat dalam laporan investigasi. Kelima elemen tersebut juga dijalankan oleh Tim Spotlight.


Elemen pertama adalah mengungkapkan kejahatan terhadap kepentingan publik atau tindakan yang merugikan orang lain. Dalam film Spotlight, kejahatan yang coba diungkap adalah tentang kasus pencabulan anak-anak di Boston yang dilakukan oleh sejumlah pastor dari gereja Katolik. Tentu kasus tadi adalah tindakan yang merugikan orang lain dan masuk kategori sebagai kepentingan publik. Sebab tidak hanya satu atau dua orang saja yang jadi korban. Tidak hanya hitungan jari yang menjadi pelaku. Pihak keuskupan pun membungkam para korban dan keluarganya mengenai masalah pencabulan yang terjadi. Inilah mengapa kasus pencabulan tersebut jadi kepentingan publik dan tindakan yang merugikan orang lain.


Elemen kedua, yakni skala dari kasus yang diungkap cenderung terjadi secara luas atau sistematis (ada kaitan atau benang merah). Dari tahun ke tahun kasus pencabulan anak-anak oleh pastor gereja Katolik di Boston sudah terjadi, tapi tidak ada yang berani bicara ke publik. Sebab pihak gereja dan keuskupan selalu memantau para korban dan keluarganya yang membuat mereka terintimidasi. Dugaan awal tiga belas pastor yang menjadi diduga pelaku pun terus berkembang hingga akhirnya diketahui berjumlah 87 orang. Tak sampai di situ, ada benang merahnya di sana. 


Para pastor yang diduga melakukan pencabulan akan dipindahkan dengan alasan yang memiliki pola, salah satunya adalah karena sakit. Hal itu pun makin diperkuat dengan adanya bukti dari kearsipan The Boston Globe terkait siapa saja pastor yang dipindah tugaskan, tahun berapa, hingga apa alasan yang melatar belakanginya. Selain itu, pernyataan-pernyataan korban serta sejumlah saksi terkait pun ikut menguatkan benang merah tersebut.


Elemen ketiga, yakni menjawab semua pertanyaan penting yang muncul dan memetakan persoalan dengan gamblang. Dalam proses investigasinya, Tim Spotlight pun melakukan penelusuran dengan bukti-bukti yang saling terkait dan benang merah yang sudah dijelaskan pada poin elemen kedua. Dalam proses itu juga Tim Spotlight mulai memetakan persoalan dengan gamblang, seperti mulai tahun berapa kasus tersebut terjadi, siapa saja pastor yang terlibat, bagaimana gelagat sang pastor, permainan kantor hukum, hingga mengikuti kasus persidangan demi mendapatkan dokumen rahasia.


Elemen keempat adalah mendudukkan aktor-aktor yang terlibat secara lugas, didukung bukti-bukti yang kuat. Satu per satu aktor di balik kasus pencabulan tersebut mulai terungkap dari pernyataan Phil Saviano. Selanjutnya aktor yang diduga pelaku, pastor, juga mulai diungkap dengan sejumlah bukti, baik itu wawancara dari para korban maupun dari kearsipan The Boston Globe.


Elemen kelima, yakni publik dapat memahami kompleksitas masalah yang dilaporkan dan bisa membuat keputusan atau perubahan berdasarkan laporan itu. Ini terbukti dari banyaknya korban yang akhirnya berani bersuara dan membuat The Boston Globe berhasil menerbitkan hampir enam ratus artikel terkait kasus tersebut. Ini membuktikan, jika publik akhirnya bisa membuat keputusan atau perubahan berdasarkan laporan investigasi dari Tim Spotlight.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Konten Televisi vs Media Sosial, Apa Perbedaannya?

Atamerica, yakni Pusat Kedutaan Besar Amerika di Jakarta berhasil menyelengagrakan webinar pada Rabu (17/2). Acara ini mengangkat tema Mobile Journalism: The Power of Storytelling through the Eyes of Smartphones . Salah satu pembicara dalam acara tersebut adalah Andi Muhyiddin. Ia merupakan head of video Kumparan yang berbagi informasi seputar mobile journalism (mojo). " Social video  dalam mojo harus dimengerti, jika ini berbeda antara membuat konten untuk televisi dan media sosial.", kata Andi saat menyampaikan presentasinya dalam bahasa Inggris pada Rabu (17/2) lalu. Weibnar atamerica bertajuk  Mobile Journalism: The Power of Storytelling through the Eyes of Smartphones. (Foto: youtube.com/atamerica). Baginya, membuat konten di televisi dengan media sosial memiliki perbedaan signifikan. Ia pun menyebutkan, jika ada empat hal yang membedakan konten televisi dan media sosial. Pertama, social video  dapat menarik perhatian penonton di lima detik pertama. Hal yang harus dipe

Raisa (Lyrics of Album "Heart To Heart")

(Album kedua Raisa - Heart To Heart) Raisa - Katakan Ada rasa yang terus mengganggu hatiku Sulit untuk meyakini ucapanmu Apa ku harus tetap bertahan Katakan, katakan Kau tak menyimpan rasa kepadanya Buktikan, buktikan, paksa ku percaya Cukup bagiku, kau tak perlu jelaskan lagi Aku telah mendengar semua alasanmu Dia hanya teman, kau bilang dia bukan siapa-siapa Katakan, katakan Kau tak menyimpan rasa kepadanya Buktikan, buktikan, paksa ku percaya oooh Katakan, katakan Kau tak menyimpan rasa kepadanya Buktikan, buktikan, paksa ku percaya (mengapa ku harus percaya Buktikan agar ku percaya Mengapa ku harus percaya Paksa ku percaya) Katakan, katakan Kau tak menyimpan rasa kepadanya Buktikan, buktikan, paksa ku percaya Katakan, katakan Kau tak menyimpan rasa kepadanya Buktikan, buktikan, paksa ku percaya

My Hidden Collection: "Never" by Maudy Ayunda

Maudy Ayunda – Never I’ve been alone before When my heart was broken in two But not like this I’ve felt disappointed I’ve cried for someone else before But never like this ‘Cause you did what I never could And you broke what I never would Now I’m all alone waiting, if someday you’ll come back around to me I’ve known love that ruins Though I’ve fallen head over heels before, It’s never like this You turned and walked away, love You turned and walked away from all of us When all I ever wanted was for you to know That this isn’t easy Cause you did what I never could And you left when I never would Now I’m all alone waiting If someday you’ll come back around And you said what I never could And you broke what I never would So I’ll wash the tears off my face as you look away (Why’d you have to go) Why’d you have to go  Leaving me feeling so low Nah, setelah aku share lyrics dan video nya, aku juga akan  share  foto-foto yang berhasil aku  screen . Cusss..!!