Kerja-kerja jurnalisme tak hanya sekedar meliput berita lalu mempublikasikannya ke masyarakat. Sebab ada berbagai macam jenis kerja jurnalistik yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, salah satunya adalah jurnalisme investigasi.
Berbeda dengan laporan liputan biasa, jurnalisme investigasi berperan sebagai detektif, ilmuwan, bahkan manajer jika mengacu pada keahliannya dalam mengungkap fakta-fakta yang sengaja disembunyikan. Lewat jurnalisme investigasi, para wartawan akan menelisik secara lebih mendalam suatu informasi atau peristiwa yang mungkin bisa membongkar kasus-kasus yang sebelumnya tidak pernah terungkap sama sekali. Selain itu, jurnalisme investigasi juga bisa membantu dalam menegakkan demokrasi dari berita-berita yang ditelisik lebih jauh lagi.
Setiap wartawan yang melakukan kegiatan investigasi jurnalistik, maka ia akan bekerja layaknya detektif. Mereka akan memulainya dengan sebuah pertanyaan tentang suatu kasus atau peristiwa yang dirasa bisa digali lebih dalam lagi. Lalu, riset awal pun dilakukan untuk mereka memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara atas pertanyaan investigasi tadi. Langkah kedua ini juga akan menjadi tolak ukur penilaian tentang apakah masalah yang ingin diselidiki ini penting atau tidak bagi publik.
Setelahnya, wartawan akan mulai melakukan liputan dengan lebih mendalam lagi, seperti mengikuti petunjuk dari dokumen-dokumen yang dimiliki, melakukan wawancara dengan sejumlah narasumber atau aktor-aktor yang terlibat yang terkadang lebih mirip seperti interogasi. Selanjutnya, jika semua bahan tadi sudah didapatkan mereka akan mulai menyatukan bukti-bukti yang ada. Nantinya mereka juga akan mulai melakukan pemeriksaan silang mengenai bukti-bukti yang ada dengan pernyataan dari para narasumber terkait dan hasil observasi dari sumber lainnya untuk menemukan poin-poin penting.
Melihat dari panjang dan banyaknya proses yang harus dilalui oleh seorang wartawan dalam melakukan investigasi jurnalistik, ada pertanyaan yang muncul. Bagaimana harus memulai investigasi tersebut? Jawabannya adalah dengan menemukan sebuah berita. Berita tersebut pun bisa didapat dari minat yang datang dari dalam diri reporter itu sendiri, pertanyaan berita sebelumnya yang pernah diterbitkan, peristiwa yang baru terjadi, jajak pendapat, lingkungan sekitar, bahkan internet sekalipun.
Cara menemukan berita itu adalah dengan mimpi besar yang menjadi faktor romantisme. Mulailah bermimpi untuk bisa memecahkan kasus dan mendapat pujian, pengakuan, hingga penghargaan dari kerja jurnalistik investigasi tersebut. Kedua, buka mata dan perhatikan lingkungan sekitar. Pasti ada banyak masalah. Meskipun itu sepele, tapi bisa menjadi titik awal untuk mencari berita dan memulai kegiatan investigasi jurnalistik. Ketiga gunakan buku catatan atau gawai pintar untuk menangkap dan mencatat setiap hal yang bisa dijadikan bukti yang mendukung laporan investigasinya nanti.
Setelah menemukan berita, mulailah untuk mengevaluasi sebuah ide cerita.
Pertama, gunakan faktor personal dalam hal ini adalah pengalaman yang bisa menjadi titik awal untuk membuat laporan investigasi yang bagus. Kedua, siapkan diri dalam menghadapi gosip dan rumor yang beredar. Maksudnya, wartawan harus membuka mata dan telinga mereka dalam melihat petunjuk berita dari isu yang mereka dengan atau sedang dibicarakan orang lain. Ketiga, mulailah untuk mengevaluasi petunjuk-petunjuk yang ada. Cara memverifikasi rumor, petunjuk, dan fakta yang ada adalah dengan mengajukan pertanyaan penting.
Setelah itu, mulai kembali dengan membuat sebuah rencana investigasi, membangun sebuah tim, dan mengelola waktu serta proses perencanaan. Dari sanalah pada akhirnya sebuah laporan investigasi bisa dibuat. Tahap akhir adalah tinggal mempublikasikan laporan tadi ke publik.
Komentar
Posting Komentar